Bandar Lampung – Abdul Hakim dari DPD RI bertemu dengan Edarwan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Lampung membahas mengenai kelanjutan program Desa Emas. Senin, (4/10/2021).

Dalam pertemuan yang berlangsung di ruang kerja Kadis Parekraf Edarwan tersebut, juga hadir Abdul Rohman Wahid selaku Ketua GenPI Lampung dan Mustika Edi Santosa selaku sekretaris GenPI Lampung.

Lalu apa sebenarnya tujuan Desa Emas itu? Dalam perbincangan yang berlangsung antara pihak Penggerak Desa Emas Lampung, GenPI Lampung dan Disparekraf Lampung, menyebutkan bahwa tujuan program Desa Emas adalah untuk meningkatkan integritas Sumber Daya Manusia (SDM) di desa.

Bagi Desa yang terpilih sebagai Desa Emas, maka akan dicari SDM/pemudanya untuk kemudian diberikan akses dan bantuan untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi —minimal Strata 1 (Sarjana)—untuk kemudian dilatih menjadi SDM yang mumpuni dalam mengembangkan potensi desanya.

Dengan begitu, akan semakin banyak SDM di desa yang terdidik. Terdidik dalam artian memiliki kesadaran untuk mau melakukan pemberdayaan masyarakat, menggali potensi lokal di desa dan melestarikan budaya desanya, serta mengembangkan destinasi pariwisata di desa-desa yang potensial.

Disini Abdul Hakim sebagai penggerak Desa Emas Provinsi Lampung juga menggandeng GenPi sebagai media yang akan membantu dalam aspek mobilisasi dan mensosialisasikan serta melakukan penjaringan untuk menemukan Desa dan SDM yang tepat untuk dikader sebagai SDM pariwisata, serta Payungi University sebagai lembaga/wadah sentral pendidikan khusus tentang pengembangan pariwisata dan pemberdayaan masyarakat.

“Kita dari GenPI siap berperan sebagai mobile untuk menjadi media untuk menyampaikan program ini ke desa-desa, sehingga Desa Emas bisa tersebar di seluruh kabupaten di Provinsi Lampung” Kata Wahid

“Program ini bagus, karena membantu anak-anak desa supaya lebih kreatif dengan cara memberikan bantuan untuk anak-anak desa agar bisa menempuh pendidikan sarjana. Ya minimal kalau sudah kuliah, pemahaman tentang pemberdayaan bakal lebih nyambung tersampaikan”. Lanjut Wahid. (*)